PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Jatuh pada 8 Juli 2024Anisa Rizki Febriani – detikHikmah

Info Dukcapil359 Views

PBNU Tetapkan 1 Muharram 1446 H Jatuh pada 8 Juli 2024
Anisa Rizki Febriani – detikHikmah

Jakarta – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan 1 Muharram 1446 H jatuh pada 8 Juli 2024, tepatnya pada malam Senin. Penetapan dilakukan atas dasar istikmal.
“Awal bulan Muharram 1446 H bertepatan dengan Senin Legi 8 Juli 2024 M (mulai malam Senin) atas dasar istikmal,” demikian bunyi Pengumuman LF PBNU Nomor 045/LF-PBNU/VII/2024 tentang Awal Bulan Muharram 1446 H, dikutip Minggu (7/7/2024).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istikmal artinya pembulatan atau menyempurnakan untuk mengistikmalkan yang berlaku pada jumlah dan sebagainya. Istikmal berkaitan dengan metode rukyatul hilal atau pengamatan langsung.

Nugroho Eko Atmanto dalam ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 1 No 1 Tahun 2017 M / 1438 H dengan judul Implementasi Matlak Wilayatul Hukmi dalam Penentuan Awal Bulan Kamariah (Perspektif Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) menyebutkan bahwa secara sederhana istikmal berarti menyempurnakan umur bulan menjadi 30 hari, manakala pada hari ke-29 (malam ke-30) hilal tidak berhasil dirukyat. Ini senada dengan isi pengumuman LF PBNU mengenai awal Muharram 1446 H.

“Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Sabtu Wage 29 Dzulhijjah 1445 H / 6 Juli 2024 M. Laporan lokasi yang menyelenggarakan rukyatul hilal terlampir. Semua lokasi tidak melihat hilal,” tulis pengumuman itu.

ADVERTISEMENT

Melalui media sosial X-nya, LF PBNU mengatakan bahwa konsep wilayatul hukmi menjadi penyebab penetapan awal bulan hijriyah NU harus menunggu Aceh yang mana waktu Maghribnya paling akhir di Indonesia. Disebutkan, waktu Maghrib Banda Aceh berlangsung pada 19.00 WIB sehingga penetapan baru dapat dilakukan pada 19.30 WIB.

LF PBNU menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap kontribusi serta partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal ini. Pihaknya meminta seluruh jajaran LF PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk menyampaikan ikhbar tersebut.

“Diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Muharram 1446 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya jajaran pengurus di wilayah atau cabangnya masing-masing,” lanjut pengumuman tersebut.

Untuk diketahui, hilal akhir Dzulhijjah 1445 H atau Sabtu Wage, 6 Juli 2024 M adalah 4 derajat 10 menit 04 detik dengan elongasi 7 derajat 43 menit 48 detik dan lama hilal di atas ufuk 20 menit 25 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Sabtu Wage 6 Juli 2024 M pukul 05:56:58 WIB.

Sementara itu, letak hilal berada pada 27 derajat 33 menit 14 detik utara titik barat dengan kedudukannya pada 4 derajat 54 menit 33 detik utara Matahari dan keadaannya miring ke utara. Letak Matahari sendiri saat terbenam pada 22 derajat 38 menit 41 detik utara titik barat.

Hal ini berdasarkan markaz Jakarta Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11′ 25″ LS 106º 50′ 50″ BT). Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.

Kemudian, parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 2 derajat 56 menit dan elongasi hilal hakiki 6 derajat 54 menit, serta lama hilal di atas ufuk 14 menit 42 detik. Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

Ketinggian hilal di Aceh mencapai 5 derajat 33 menit, elongasi hilal hakiki 8 derajat 09 menit, dan lama hilal di atas ufuk 25 menit 46 detik. Dengan begitu, data-data tersebut menunjukkan hilal sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah (Kecuali Merauke). Sebab, tinggi hilal sudah melebih 3 derajat dan elongasi sudah lebih dari 6,4 derajat.